Semur daging merupakan salah satu hidangan warisan kuliner Nusantara yang kaya akan cita rasa. Masakan ini terkenal dengan paduan rempah-rempah khas yang telah diwariskan secara turun-temurun, menciptakan rasa yang unik dan menggugah selera.
Asal Mula Semur
Kata ‘semur’ dalam etimologi berasal dari bahasa Belanda “smoor”, yang berarti merebus masakan dengan tomat dan bawang secara perlahan-lahan. Dalam bahasa Belanda, smoor juga berarti braising, sebuah teknik memasak di mana bahan diolah dengan cara direbus lama di atas api kecil hingga daging menjadi empuk dan bumbu meresap sempurna.
Di Indonesia, semur dikenal dengan kuah berwarna coklat pekatnya yang terbuat dari kecap manis, bawang merah, bawang bombay, pala, dan cengkeh. Kecap manis, yang terbuat dari kedelai hitam, menjadi komponen kunci dalam pembuatan semur karena berfungsi menguatkan rasa, sekaligus menyatu harmonis dengan bahan-bahan lainnya.
Variasi dan Tradisi Semur
Jenis semur daging telah berevolusi menjadi berbagai macam variasi, dan kelezatannya telah dikenal hingga mancanegara. Variasi isiannya tidak hanya terbatas pada daging; semur juga bisa dibuat dengan menambahkan telur, tahu, dan kentang. Daging kambing atau ayam pun bisa menjadi alternatif pengganti daging sapi.
Semur telah melekat dalam tradisi kuliner Indonesia dan sering menjadi hidangan utama dalam berbagai perhelatan adat. Di kalangan masyarakat Betawi, semur menjadi bagian dari tradisi yang selalu tersedia saat lebaran dan acara perkawinan. Sementara itu, semur Jawa juga sering muncul dalam perayaan di berbagai daerah di Indonesia, seperti Kalimantan dan Sumatera, dengan cita rasa dan tampilan yang disesuaikan dengan selera masyarakat setempat.
Berikut ini adalah resep semur daging sapi yang sederhana dari Xanders Kitchen, memudahkan Anda untuk menciptakan hidangan lezat ini di rumah:
Leave a Reply